Senin, 23 Januari 2017

Manfaat Istighfar

Manfaat Istihfar

                Pertama, ALLAH tidak akan mendahulukan kebinasaan di dalam dunia. ALLAH berfirman, “ Dan ALLAH sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah pula ALLAH akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Al-Anfal : 33)
                Kedua, mendatangkan kebaikan. ALLAH berfirman, “ Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah di tentukan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat.” (Hud : 3)
                Ketiga, menambah kekayaan dan anak. ALLAH berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh : 10-12)

Manfaat Istighfar :
1.     ALLAH tidak akan mendahulukan kebinasaan di dunia (Al-Anfal : 33)
2.     Mendatangkan Kebaikan (Hud : 3)
3.     Menambah kekayaan dan anak (Nuh : 10-12)


Sumber : Fadlan Al-Ikhwan Dan AL QURAN 

Keutamaan Shalat TAHAJUD

Keutamaan Shalat Tahajud


1. Shalat Sunah Paling Utama

Allah berfirman yang artinya, “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya).” (Al Muzammil : 1-2). Salat malam ini pada mulanya di wajibkan. Rasulullah mengerjakan dan para sahabat pun mengikuti. Hingga, berkat kemahapemurahan ALLAH , salat ini menjadi sunah hukumnya dengan di turunkan QS. Al-Muzammil : 20. Allah tidak ingin memberatkan hambanya, karena secara fitrah, salat di tengah malam saat sedang tidur itu bukan pekerjaan yang mudah.
                Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam, atau sepertiganya, dan (demikian pula) segolongan dari orang orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu.” QS. Al-Muzammil : 20

2. Keistimewaan Waktu Sahur

                Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya : “Tuhan kita AZZA WA JALLA  tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir. Pada saat itu ALLAH berfirman : “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku pasti Kukabulkan, barangsiapa yang memohon kepada-Ku pasti Kuberi, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku pasti Kuampuni.” (HR. Jama’ah)
                Waktu sahur merupakan saat Pengabulan Do’a. Allah memberikan isyarat bahwa Dia turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir. Pada saat itulah, Allah mendekat sedekat-dekatnya dengan hamba-Nya yang terjaga dan bersedia mengingatnya.
                Bila dalam sehari semalam, doa kita seakan tersendat , manfaatkanlah waktu sahur ini untuk mempercepatnya. Amr bin Absah berkata, “ Saya mendengar Nabi bersabda, yang artinya : “Sedekat-dekat Hamba kepada Allah adalah ada tengah malam yang akhir. Maka jikalau engkau dapat termasuk golongan orang yang berzikir kepada Allah, usahakanlah.” (HR. Hakim)

3. Mendapat Pujian Dari ALLAH

                ALLAH berfirman yang artinya, “sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat kami adalah mereka yang apabila di peringatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan.” (QS. As Sajdah : 15-16)

Abdullah bin Rawahah melantunkan syairnya,

Kami punya Rasulullah yang membaca Kitab-Nya
Bila kebaikan membelah subuh yang cerah
Kami melihat hidayah setelah buta
Hati kami yakin apa yang ia ucapkan jadi kenyataan
Dia bermalam tanpa berbaring di ranjang
Saat kaum Musyrik terlelap tidur di pembaringan

yang maha penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (Al Furqan : 63-64)
                “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (Adz Dzariyat: 17-18)

4. Kebiasaan Orang-orang Saleh

                Rasulullah bersabda, yang artinya : “Hendaklah kalian mengerjakan salat Malam, karena salat Malam itu Kebiasaan Orang-orang Saleh sebelum kalian, sebab salat Malam mendekatkan diri kepada ALLAH, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan dan mengusir penyakit dari tubuh.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim)

Ibnu Qayyim menggambarkan kondisi mereka,

Mata mereka mencucurkan linangan air mata
Bagaikan hujan lebat yang turun terus menerus
Saat malam, mereka bertindak seperti rahib
Tapi gagah berani saat jihad melawan musuh

                Selain merupakan kebiasaan orang-orang saleh terdahulu, menurut hadist di atas, salat Malam juga sebagai jalan mendekatkan diri kepada ALLAH, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan dan mengusir penyakit dari tubuh.

5. Tata Cara dan Pelaksanaan

                Waktu pengerjaan salat Tahajud adalah selepas menunaikan salat Isya bersama salat sunahnya hingga terbit fajar (masuk waktu subuh). Rasulullah adakalanya waktu pengerjaan nya di awal malam, di tengah malam, atau penghabisan malam. Anas bin Malik berkata, “Kapan saja kita ingin melihat Nabi mengerjakan salat Malam, kita pasti bisa melihatnya dan kapan saja kita ingin melihat beliau tidur, di saat itu pula kita dapat melihatnya” (HR. Bukhari)
                Salat Tahajud di kerjakan minimal 2 rakaat, sedangkan maksimal tak terhingga. Sedangkan penutupnya biasanya salat Witir 1 rakaat dan paling banyak juga tak terhingga sepanjang jumlahnya ganjil.

                Sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat salat Malam itu tidak terbatas. Pada malam Ramadhan di zaman Umar, Ustman, Ali, orang-orang mengerjakan salat Malam hingga 20 rakaat. Imam Syafi’i berkata, “Saya mendapatkan orang-orang di Makkah salat 20 rakaat.


Sumber : Fadlan Al-Ikhwani